Rabu, 17 Februari 2016

Menerima Kenyataan

“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang, karena manusia juga bisa membuat kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka kemajuan sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.” (Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca, halaman 325)

Kamis, 31 Desember 2015

Punya

Maka terjadilah perbincangan lewat telepon itu. Simaklah dengan cermat.

Rabu, 30 Desember 2015

Pamrih Ilahi

Terbukti, terjadi. Janjinya tidak diingkari. Investasi budi pekerti yang berpamrih Ilahi hasilnya begitu berisi dari berbagai sisi, pada setiap lini. Baik di sini, apalagi nanti. Tulus hati mulus gaji. Sebaliknya, bulus hati putus tali.

Selasa, 29 Desember 2015

Barangkali Pasti

Kita telah sangat berani hidup dengan modal ‘barangkali’ dan ‘ikut mengalir’ maka kita alami hasil nyaris tanpa prediksi. Di dunia ini mungkin ada yang peduli, tapi di akhirat nanti, ketika masing-masing hanya sibuk mengurusi diri sendiri? Harusnya kita lebih berani hidup ‘pasti’ dengan tak henti thalabul 'ilmi. Mari..!!

Senin, 28 Desember 2015

Belajar

Sudah jelas tidak jelas tapi malas memperjelas sampai tuntas itu akan selalu membuat kita waswas. Ilmu sekadar bikin hidup banyak gentar, mudah gemetar, konsentrasi gampang buyar, masalah pun sulit dibayar... Mari tinggalkan malas belajar!

Minggu, 27 Desember 2015

Sabtu, 26 Desember 2015

Agama

Ketika manusia sudah terutama seonggok hardware alias jasad wadag yang begitu dihargai mahal sampai perlu suplemen macam-macam, tapi software-nya begitu diabaikan maka banyak orang sehat begitu jahat. Agama yang sebagai satu-satunya produsen suplemen batin mestinya tak dijadikan sekadar departemen tapi keutuhan hidup itu sendiri.

Jumat, 25 Desember 2015

Memberi

Beberapa orang memberikan waktu, beberapa memberikan uang, beberapa memberikan keahlian dan koneksi,beberapa memberikan darahnya. Setiap orang mempunyai sesuatu untuk diberikan. Sesungguhnya tidak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak bisa memberikan sesuatu, jika ia mau. Jika yang dipikirkan hanyalah meminta dan mengambil, lantas siapa yang akan memberi? Manusia yang sangat miskin sekalipun masih dapat memberikan senyum dan sapaan ramah, jadi mengapa kita harus bertanya "apa yang dapat kuberi?"

Kamis, 24 Desember 2015

Berubah

Anda ingin berubah? Monggo! Anda mau begini-begini saja? Boleh! Bahkan Tuhan secara gamblang mengatakan dalam Al-Quran, "Fa man sya'a fa l-yu'min, wa man sya'a fa l-yakfur". (Siapa yang ingin beriman, silakan. Siapa yang mau kafir, monggo).