“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang, karena manusia juga bisa membuat kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka kemajuan sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.” (Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca, halaman 325)
Maka manusia dituntut untuk bersabar dalam membikin kenyataan-kenyataan baru. Orang yang sabar (shabr), selalu memiliki keberanian untuk mengubah kenyataan yang ia tak terima. Di samping itu, ia juga sanggup berlapang dada untuk menerima kenyataan yang ia tak sanggup mengubahnya. Tanpa kelapangan dada, keberanian adalah nekat. Namun tanpa keberanian, berlapang dada adalah dalih semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar