Sebagian orang berpikir bahwa yang dimaksud dengan berpikir positif itu adalah memandang sesuatu dari segi positifnya saja. Padahal, kita tahu, segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatif sekaligus. Jika Anda hanya melihat hal-hal yang baik saja dari sesuatu, sesungguhnya Anda sedang berpikir secara negatif. Karena pikiran yang positif justru akan memberi Anda keragaman perspektif akan sesuatu, entah itu baik atau buruk, plus atau minus, mungkin atau mustahil, dan seterusnya. Mengacu pada perspektif yang tunggal dan abai terhadap perspektif lainnya adalah pangkal kejumudan dan kebebalan. Saya yakin bahwa tak seorang pun yang akan percaya jika pekawinan antara kejumudan dan kebebalan akan menghasilkan sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Mari menikung tajam sebelum mengerem mendadak. Ada orang yang bilang "merem mendadak". Padahal "merem mendadak" = "mendadak pejam". Bahasa Indonesia mereka perlakukan dengan kejam. Apa yang Anda pikirkan jika mendengar "metik sepuluh jari"?
Seorang gadis jadi korban pemerkosaan, bukan perkosaan. Kata dasarnya adalah "perkosa", bukan "kosa". Tapi media memang sukses menyesatkan publik. Yang benar kalah populer oleh yang salah. Maka celakalah perkosakataan. Sementara pelaku pemerkosaan 'berpikir positif' atas perbuatannya.
Gadis yang tadi diberi tahu dokter bahwa ternyata ia positif hamil. Ya, positif. Dan karena sang gadis berpikir positif, ia langsung pingsan. Inilah merem mendadak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar