Jumat, 31 Juli 2015

Hidup Tak Berjaya?

Hidup tidak berjaya, tidak bercahaya bahkan tidak berdaya? Niscaya ada detil Al-Quran terlewat dan kita tak menyempatkan diri untuk memercayainya. Apalagi dunia maya begitu menggoda kita untuk bergaya dan riya'.

Kamis, 30 Juli 2015

Alphard

Alphard itu kesukaan banyak politisi. Mungkin karena ukurannya yang besar. Sigmund Freud bisa menjelaskan hal itu dengan menarik.

Rabu, 29 Juli 2015

Tak Pernah Kusiakan

Tak pernah kusiakan cintamu
Hingga akhirnya ia hilang
Cinta yang kukira telah kudapatkan

Selasa, 28 Juli 2015

Bahasa

Merawat bahasa pada akhirnya tak lebih dari merawat kewarasan.

Senin, 27 Juli 2015

Dan Tuhan pun Menyatakan Cinta

Al-Quran menegaskan cinta Allah terhadap mereka yang memiliki sifat-siat tertentu sebanyak 18 kali.

Sabtu, 25 Juli 2015

Mabuk

Hai para pengiman! Jangan dulu dekat-dekat ke shalat saat kamu lagi mabuk sampai kamu sadar akan ucapan kamu. (QS ?:?) Andai tidak sedang mabuk (apa pun), begitu masuk shalat kita langsung masuk ke aura dan nuansa keagungan Tuhan, kebaikan dan kemahasucian-Nya. Seterusnya berjumpa dengan segala sesuatu yang setiap efek perjumpaan itu sangat dibutuhkan jiwa bahkan raga kita.

Jumat, 24 Juli 2015

Ababil

Barat lebih pandai meneladani kreativitas Tuhan dalam menciptakan burung-burung Ababil yang bisa memusnahkan hanya dengan lontaran "batu-batu". Sementara kita, hanya mengandalkan pentungan dan teriakan takbir.

Kamis, 23 Juli 2015

Pesona

Mengapa ia harus maju-munndur cantik, tebar pesona biar menarik? Apakah sang pesona tidak punya daya tarik alami sehingga harus ditebar disebar maju mundur ke sana ke mari? Saya tak tahu pasti. Tapi, konon, memesona memang belum tentu menarik. Itu sebabnya ada perbedaan mendasar antara anggun dan seksi. Yang pertama adalah cantik yang menawan hati sedangkan yang kedua adalah cantik yang mengandung umpan alias menggoda iman.

Rabu, 22 Juli 2015

Benarkah Tuhan yang Merancang Bencana Itu?

Ya. Saya sepakat bahwa semua tindakan-Nya adalah Ilahiah. Tapi, bagaimana kita bisa tahu bahwa fenomena adalah rancangan-Nya? Siapa yang tahu "isi hati"/pikiran-Nya? Mengapa kita lebih suka menganggap semua yang terjadi adalah rancangan-Nya, padahal, mungkin saja Ia hanya "mengizinkannya" terjadi?