Ya. Saya sepakat bahwa semua tindakan-Nya adalah Ilahiah. Tapi, bagaimana kita bisa tahu bahwa fenomena adalah rancangan-Nya? Siapa yang tahu "isi hati"/pikiran-Nya? Mengapa kita lebih suka menganggap semua yang terjadi adalah rancangan-Nya, padahal, mungkin saja Ia hanya "mengizinkannya" terjadi?
Proses pembelajaran apa yang akan terjadi jika segalanya, manusia paham atau tidak, manusia cerna atau tidak, sudah diketahui-Nya sebelumnya?
Bagaimana pula Ia akan memberi pahala dan hukuman kepada sebuah tindakan(?) manusia jika sesungguhnya tindakan itu bukan kehendak dan pilihan bebasnya, tapi melulu karena Tuhan TERLANJUR mengetahui akan seperti itu?
Pahala/hukuman untuk perbuatan yang tidak dikehendaki adalah kezaliman. Dan, saya (ditakdirkan?) KUFUR terhadap tuhan yang buas.
Singkatnya, mengapa Tuhan selalu jadi "kambing hitam"?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar