Sebagian orang berpikir bahwa yang dimaksud dengan berpikir positif itu adalah memandang sesuatu dari segi positifnya saja. Padahal, kita tahu, segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatif sekaligus. Jika Anda hanya melihat hal-hal yang baik saja dari sesuatu, sesungguhnya Anda sedang berpikir secara negatif. Karena pikiran yang positif justru akan memberi Anda keragaman perspektif akan sesuatu, entah itu baik atau buruk, plus atau minus, mungkin atau mustahil, dan seterusnya. Mengacu pada perspektif yang tunggal dan abai terhadap perspektif lainnya adalah pangkal kejumudan dan kebebalan. Saya yakin bahwa tak seorang pun yang akan percaya jika pekawinan antara kejumudan dan kebebalan akan menghasilkan sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Jumat, 26 Februari 2016
Kamis, 25 Februari 2016
Akibat
Keteguhan perjuangan juga buah pengkinian masa depan yang terus menerus diawetkan dalam kesadaran. Lupa akan akibat bikin hati berkarat, pikiran tersesat, dan kecengengan menguat. Ingat, ingat, ingat...!
Senin, 22 Februari 2016
Bijak
A word to a wise man is enough. Orang bijak peka nasihat. Bijak itu buah kewarasan dan ketanggapan puncak lantaran kebeningan hati yang mampu menangkap setiap ‘sinyal’.
Sabtu, 20 Februari 2016
Saya
Saya wajib pede dalam kebodohan saya, maka tidak segan-segan bertanya kepada siapa pun tentang apa pun yang saya masih ragu apalagi yang saya belum tahu, dan tidak enggan-enggan ditegur dan dikritik. Lebih apalagi kalau diberitahu. (Andai si ‘Saya’ ini saya sendiri, betapa bahagianya saya)
Kamis, 18 Februari 2016
Yang Ingin, Yang Perlu, Yang Wajib
"Siapakah yang wajib ditaati istri?" tanyamu.
Rabu, 17 Februari 2016
Menerima Kenyataan
“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang, karena manusia juga bisa membuat kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka kemajuan sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.” (Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca, halaman 325)
Label:
Celoteh,
Manusia,
Pramoedya Ananta Toer
Kamis, 31 Desember 2015
Punya
Maka terjadilah perbincangan lewat telepon itu. Simaklah dengan cermat.
Rabu, 30 Desember 2015
Pamrih Ilahi
Terbukti, terjadi. Janjinya tidak diingkari. Investasi budi pekerti yang berpamrih Ilahi hasilnya begitu berisi dari berbagai sisi, pada setiap lini. Baik di sini, apalagi nanti. Tulus hati mulus gaji. Sebaliknya, bulus hati putus tali.
Selasa, 29 Desember 2015
Barangkali Pasti
Kita telah sangat berani hidup dengan modal ‘barangkali’ dan ‘ikut mengalir’ maka kita alami hasil nyaris tanpa prediksi. Di dunia ini mungkin ada yang peduli, tapi di akhirat nanti, ketika masing-masing hanya sibuk mengurusi diri sendiri? Harusnya kita lebih berani hidup ‘pasti’ dengan tak henti thalabul 'ilmi. Mari..!!
Senin, 28 Desember 2015
Belajar
Sudah jelas tidak jelas tapi malas memperjelas sampai tuntas itu akan selalu membuat kita waswas. Ilmu sekadar bikin hidup banyak gentar, mudah gemetar, konsentrasi gampang buyar, masalah pun sulit dibayar... Mari tinggalkan malas belajar!
Langganan:
Postingan (Atom)